Aspal dan doa

8 days agoAria v1
Fajar belum sempurna, embun masih membasahi Kusiapkan kuda besi, untuk kembali berlari Dering notifikasi, panggilan tugas menanti Jaket kusam ini saksi, ribuan kilometer t'lah kulalui Di atas aspal yang panas, kuadu nasib dan peluh Aku sang pejuang rupiah, yang sering kau anggap lalu Sahabatku terik mentari dan dinginnya badai hujan Mengantar mimpi dan tawa orang, sementara rinduku tertahan Masuk ke gang sempit, mencari alamat tak pasti Menahan lapar di perut, demi paket sampai tepat janji Kadang hanya senyum tipis, atau pintu yang tertutup rapat Namaku tak pernah kau ingat, hanya seragam yang lekat Di atas aspal yang panas, kuadu nasib dan peluh Aku sang pejuang rupiah, yang sering kau anggap lalu Sahabatku terik mentari dan dinginnya badai hujan Mengantar mimpi dan tawa orang, sementara rinduku tertahan Di balik helm ini, ada air mata yang jatuh Melihat keluarga bahagia dari balik kaca yang berdebu Terbayang wajah anakku, menanti di depan pintu "Ayah kapan pulang?" bisiknya, menusuk kalbu... Di atas aspal yang kejam, kuadu nasib dan peluh Aku sang pejuang rupiah, yang lelahnya tak pernah kau tahu Sahabatku doa ibu, dan harapan si buah hati Mengantar kado bahagia orang, demi senyum mereka nanti Lampu jalanan menyala... Mesin motor perlahan memelan... Satu hari lagi usai... Di jalanan... kupertaruhkan... Demi senyum... di rumah...

More from Ryu Khazama