[Intro] [Verse 1] Di balik senyummu, ada duri yang tersembunyi Setiap langkahku kau ukir dengan curiga Pelukanmu mengikat, bagai rantai di jiwa Bisakah kau dengar, suara hatiku yang terpendam? [Pre-Chorus] Kau sebut ini cinta, tapi mengapa sesak terasa? Nafasku terjebak dalam sangkar gelap Di balik cahaya, bayangmu mengintai Ku berteriak, tapi dunia hanya diam... [Chorus] Pelukan berduri, merobek setiap nadi Cinta yang kelam, mengubah kasih jadi racun abadi Kau jaga diriku, tapi jiwa ini mati Dalam pelukanmu, ku hilang cahaya sendiri... [Verse 2] Kau catat detak waktu, mengunci mimpi di lemari Setiap kata adalah hukum yang kau pahat di nadi Ku ingin terbang, tapi sayapmu membara Membakar langit biru, jadi abu yang terjatuh... [Pre-Chorus] Kau sebut ini cinta, tapi mengapa sesak terasa? Nafasku terjebak dalam sangkar gelap Di balik cahaya, bayangmu mengintai Ku berteriak, tapi dunia hanya diam... [Chorus] Pelukan berduri, merobek setiap nadi Cinta yang kelam, mengubah kasih jadi racun abadi Kau jaga diriku, tapi jiwa ini mati Dalam pelukanmu, ku hilang cahaya sendiri... [Bridge] Bebaskan! Ku bukan patung di altarmu Letakkan pisau kasih, yang kau sembunyikan Di ujung malam, ku ukir jalan sendiri Menembus kabut, mencari mentari yang hilang... [Chorus] Pelukan berduri, merobek setiap nadi Cinta yang kelam, mengubah kasih jadi racun abadi Kau jaga diriku, tapi jiwa ini mati Dalam pelukanmu, ku hilang cahaya sendiri... [Outro] *Note: Lyrics follow a symphonic metal structure with dramatic rises, poetic metaphors, and high-pitched vocal climaxes. The violin and piano intro/outro contrast with heavy guitar solos, evoking tension between fragility and oppression.*